Gichin Funakoshi (1868-1957) adalah salah satu master karate yang mengembangkan aliran karate Shotokan dalam mengembangkan aliran ini dia dibantu oleh anaknya yang bernama Gigo (Yoshitaka) Funakoshi pada tahun 1906-1945, selain Gichin Funakoshi ada juga master Karate yang lain seperti Kenwa Mabuni dan Choki Motobu, mereka-mereka inilah yang memperkenalkan ilmu beladiri karate ke pulau utama Jepang pada tahun 1910-an dan 1920-an.
Gigo Funakoshi, lebih banyak berperan mempopulerkan karate dibandingkan orang tuanya Gichin Funakoshi, Gichin Funakoshi sendiri sering sekali mendemonstrasikan karate di berbagai universitas, termasuk di Universitas Keio, Universitas Waseda, Universitas Hitotsubashi, Universitas Takushoku, Universitas Chuo, Universitas Gakushuin, dan Universitas Hosei. di tempat inilah Funakoshi mengajarkan beladiri karate dan memiliki banyak murid yang dapat melanjutkan perjuangannya mengajarkan karate Shotokan setelah kematiannya di tahun 1957 hingga kini.
Meskipun Funakoshi tidak pernah memberi nama pada aliran karatenya, murid-muridnya mengambil nama itu untuk dojo yang didirikannya di Tokyo tahun sekitar tahun 1936 sebagai penghormatan pada sang guru. Selanjutnya pada tahun 1949 Japan Karate Association (JKA) berdiri dengan Gichin Funakoshi sebagai instruktur kepalanya.
Shotokan adalah karate yang mempunyai ciri khas beragam teknik lompatan (lihat Empi, Kanku Dai, Kanku Sho dan Unsu), gerakan yang ringan dan cepat. Membutuhkan ketepatan waktu dan tenaga untuk melancarkan suatu teknik.
Gichin Funakoshi percaya bahwa akan membutuhkan waktu seumur hidup untuk menguasai manfaat dari kata. Dia memilih kata yang yang terbaik untuk penekanan fisik dan bela diri. Yang mana mempertegas keyakinannya bahwa karate adalah sebuah seni daripada olah raga. Baginya kata adalah karate. Funakoshi meninggal pada tanggal 26 April 1957.
Didalam ilmu beladiri Karate sendiri dikenal dengan istilah Kumite (pertarungan) dan Kata (rangkaian dari bentuk/teknik karate)
Kumite :
Kumite secara harfiah berarti "pertemuan tangan". Kumite dilakukan oleh murid-murid tingkat lanjut (sabuk biru atau lebih). Dalam pemahaman Karate-do murni yang berlandaskan Zen, Kumite tidak dianggap sebagai sebuah bentuk pertarungan, namun didefiniskan sebagai bentuk latihan diantara dua orang yang saling berhadapan dalam sebuah arena, berusaha secara keras dan sportif untuk saling menunjukkan teknik terbaik mereka kepada lawannya dengan tetap tunduk pada aturan yang sangat ketat.
Kata:
Kata yang berarti bentuk resmi atau kembangan juga memiliki arti sebagai filsafat. Kata memainkan peranan yang penting dalam latihan karate. Setiap kata memiliki embusen (pola dan arah) dan bunkai (praktik) yang berbeda-beda tergantung dari kata yang sedang dikerjakan. Kata dalam karate memiliki makna dan arti yang berbeda. Bahkan kata juga menggambarkan sesuatu. Inilah kata sebagai filsafat. Oleh sebab itulah kata memiliki peranan yang penting sejak jaman dulu dan menjadi latihan inti dalam karate. Gichin Funakoshi mengambil kata dari perguruan Shorei dan Shorin. Shotokan memiliki 26 kata yang terus dilatih hingga kini. Ada yang populer ada pula yang tidak. Masing-masing kata mempunyai tingkat kesulitan sendiri-sendiri. Karena itu wajib bagi tiap praktisi Shotokan untuk mengulang berkali-kali bahkan ratusan kali.
Dibawah ini adalah Daftar kata aliran Shotokan:
Heian Shodan : Pikiran yang damai (1)
Heian Nidan : Pikiran yang damai (2)
Heian Sandan :Pikiran yang damai (3)
Heian Yondan : Pikiran yang damai (4)
Heian Godan : Pikiran yang damai (5)
Tekki Shodan : Satria yang kuat, kuda-kuda yang kuat (1)
Tekki Nidan : Satria yang kuat, kuda-kuda yang kuat (2)
Tekki Sandan : Satria yang kuat, kuda-kuda yang kuat (3)
Bassai Dai : Menembus benteng (besar)
Kanku Dai : Menatap langit (besar)
Enpi : Burung layang-layang terbang
Hangetsu : Bulan separuh
Jion : Nama biksu Budha, pengampunan
Nijushiho : 24 langkah Niseishi
Sochin : Memberi kedamaian bagi orang banyak
Bassai Sho : Menembus benteng (kecil)
Kanku Sho : Menatap langit (kecil)
Jitte : Bertarung seolah-olah dengan kekuatan 10 orang
Chinte : Tangan yang luar biasa
Meikyo : Cermin jiwa
Jiin : Gema Kuil, Dasar kuil
Gankaku : Bangau diatas karang
Wankan : Mahkota raja
Gojushiho Sho : 54 langkah (kecil)
Gojushiho Dai : 54 langkah (besar)
Unsu : Tangan seperti (menyibak) awan di angkasa
Kekuatan,
Di pergunakan sebagai pilihan terakhir
Di mana kemanusiaan dan keadilan
Tidak dapat mengatasi
Tetapi,
Apabila kepalan di pergunakan
Dengan bebas tanpa pertimbangan
Maka,
Yang melakukan akan kehilangan
Harga dirin di hadapan orang lain
(Gichin Funakoshi)
1868-1957
Dirangkum dari beberapa sumber
Sabtu, 06 Agustus 2011
Gichin Funakoshi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar